LAMPUNG77.ID – Tiga orang meninggal dunia diduga keracunan pisang goreng di Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Polisi mengungkapkan ada dua zat kimia diduga menjadi penyebab keracunan.
Dalam kejadian ini, ada 7 orang yang mengalami keracunan diduga usai menyantap pisang goreng di Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. Satu korban meninggal di RSUD Ahmad Yani dan dua korban meninggal lainnya merupakan pasangan kakek nenek di Lampung Tengah.
Lima orang yang diduga keracunan pisang goreng terjadi saat mereka menghadiri acara takziah wafatnya kakek nenek yang sebelumnya meninggal dunia diduga juga akibat keracunan makanan tersebut di Kampung Totokotan, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, Jumat (20/1/2023) lalu.
Pasca-kejadian, kelima orang itu kemudian dilarikan ke RSUD Ahmad Yani Kota Metro pada Jumat (20/1/2023) lalu sekitar pukul 21.00 WIB. Satu orang berinisial N (37), warga Metro Utara dinyatakan meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit.
Sedangkan empat korban lainya yaitu AS (66) dan AJ (36), warga Kecamatan Metro Utara, serta S (49) dan J (42) warga Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, kini menjalani perawatan intensif di RSUD Ahmad Yani Kota Metro.
Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah, AKP Edi Qorinas mengungkapkan dugaan adanya 2 zat kimia yang menjadi penyebab keracunan pisang goreng tersebut didapat dari hasil sementara uji laboratorium.
Baca Juga: Wanita Ditemukan Tewas Saat Polisi Gerebek Kos-kosan di Bandar Lampung
Menurutnya, barang bukti yang diuji kandungan zat kimianya adalah sisa pisang goreng, alat masak dan bahan-bahan yang digunakan.
“Sampel sudah diuji dan hasilnya ada 2 zat kimia yang diduga adalah sumber racun,” kata Edi Qorinas, dalam keterangannya seperti dikutip dari Lampung77.com –jaringan Lampung77.id, Rabu (25/1/2023).
Meski demikian, lanjut Edi Qorinas, uji sampel yang dilakukan di Lampung tidak menunjukkan hasil jenis zat tersebut secara spesifik. Hanya menunjukkan adanya zat kimia yang tidak biasa terdapat pada alat bukti tersebut yang diduga racun.
“Lab di Lampung punya standar konsentrasi zat, jika jumlahnya di bawah standar maka tidak terbaca,” ujarnya.
Baca ke halaman selanjutnya >>> Uji Laboratoium lanjutan di Palembang