Lampung77.ID – sejumlah biduan dan para pekerja seni di Lampung Timur turun ke jalan sambil menggelar dangdutan.
Mengatasnamakan Paguyuban Pekerja Seni Bawah Tarub se-Lampung Timur, mereka tahan berpanas-panasan sambil turun ke jalan meminta saweran dari para pengendara yang melintas di Simpang Pasar Srimenanti, Kecamatan Bandar Sribhawono.
Di sekitar lokasi tersebut, tampak ada sebuah panggung lengkap dengan sound system yang berada di pinggir jalan. Diiringi musik dangdut, para biduan itu pun tampak ceria dan bergoyang.
Lantas, apa tujuan dibalik aksi para biduan dan pekerja seni di Lampung Timur tersebut turun ke jalan?
Ternyata, mereka turun ke jalan tersebut untuk melakukan aksi penggalangan donasi. Kegiatan itu sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap para korban yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Koordinator kegiatan tersebut, Doni mengungkapkan bahwa mereka adalah Paguyuban Pekerja Seni Bawah Tarub se-Lampung Timur yang terdiri dari para penggiat seni, biduan, ranger, Master of Ceremony (MC), hingga tukang sewa sound system dan tarub.
“Kami dari Paguyuban Pekerja Seni se-Lampung Timur ini berasal dari beberapa kecamatan. Kami sengaja kumpul bareng untuk melakukan bakti sosial menggalang donasi. Rencanannya, hasil donasi ini akan diberikan kepada saudara-saudara kita yang terkena musibah erupsi Gunung Semeru,” kata Doni, seperti dilansir Lampung77.com –jaringan Lampung77.id, Rabu (12/1/2022).
Menurut Doni, kegiatan sosial tersebut rencananya akan dilakukan pada beberapa titik di wilayah Kabupaten Lampung Timur.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini, meskipun sedikit bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang sedang terkena musibah,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Doni berharap rekan-rekan para pekerja seni lainnya agar tetap menjaga solidaritas dan rasa kemanusiaan untuk membantu warga yang terkena musibah erupsi Gunung Semeru di Magelang, Jawa Timur.
Untuk diketahui, bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada awal Desember 2021 lalu mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia dan ribuan orang harus mengungsi.
Baca Juga: Dalam 3 Hari, Tiga Kebakaran Terjadi di Lampung Timur
(Andono/Yar/P1)