LAMPUNG77.ID – Ratusan warga menggelar ritual arak-arakan sebuah pusaka berusia ratusan tahun dan sedekah bumi pada bulan Muharam 1444 Hijriah di Desa Teluk Dalem, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur, Senin (8/8/2022) malam.
Pantauan Lampung77.com, nuansa sakral acara ritual yang kental kejawen namun tetap bernuansa islami tersebut terlihat dengan adanya sebuah kitab suci Al-Quran sepanjang 190 sentimeter dan lebar 160 sentimeter yang dibalut kain merah putih dan ditandu oleh para warga.
Kepulan asap dupa berbau wangi pun mengiringi arak-arakan bersama ratusan warga dengan lantunan sholawat. Mereka juga terlihat membawa dua tumpukan bermacam-macam hasil bumi yang dibentuk menyerupai sebuah gunungan dan puluhan tumpeng.
“Ini adalah ritual metri Desa, agar aman, sejahtera dan bahagia. Sebagai wujud syukur kepada Alloh SWT, kita mengumpulkan Masyarakat menggelar sedekah bersama pada bulan Muharam,” kata KH Ahmad Shodiq Anwar Sadat, pengasuh Ponpes Sirojuth Tholibin Desa Teluk Dalem, saat ditemui disela-sela acara tersebut.
Menurutnya, pada malam itu adalah bertepatan dengan hari seorang Kiyai telah menyelesaikan tulisan dengan tangan sendiri sebuah kitab suci Al-Quran pada 3,5 abad tahun silam di Bojonegoro, Jawa Timur.
“Kitab suci ini selesai ditulis selama 4 bulan, lengkap 30 juz oleh Kyai Masrukhin, leluhur kami,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa kitab suci Al-Quran tersebut mereka sebut sebuah pusaka dari leluhurnya yang di wariskan secara turun menurun hingga sekarang.
“Makna pusaka Kitab suci yang diwariskan dari para leluhur adalah sebagai standar hidup atau pedoman manusia yang yang harus kita jaga, takdzimi, dan jalankan di dunia ini,” ujarnya.
Baca Juga: Masjid Jami’ Al Mujahidin, Saksi Penyebaran Islam di Pesisir Timur Lampung
Wujud syukur atas karunia tersebut juga digambarkan dengan adanya gunungan dari semua hasil bumi tersebut. Semua itu mengandung makna dari Sang Pencipta.
“Semua yang disajikan ada makna, arti, dan barokahnya,” kata KH Ahmad Shodiq Anwar Sadat.
Sementara itu, di halaman pondok pesantren itu berkumpul puluhan tokoh kiyai dan masyarakat yang khusyuk melaksanakan istiqosah dan sholawat Nabi Muhammad SAW.
Panitia penyelenggara, Akmal Fatoni mengungkapkan bahwa acara tersebut menyambut hari Tahun Baru Islam, sekaligus menyongsong hari kemerdekaan RI yang ke-77.
“Aktualisasi rasa syukur masyarakat setelah usai masa pandemi dengan tetap melestarikan budaya dari warga untuk masyarakat sendiri,” ujarnya.
Baca Juga: 30 Kata-kata Ucapan Selamat HUT RI Ke-77
(And/P1)