LAMPUNG77.ID – Warga Desa Bauh Gunungsari, Sekampung Udik, Lampung Timur, menggelar budaya tari Tiban, yakni aksi dua orang yang di adu untuk saling cambuk secara bergantian. Warga menyebut, budaya tersebut dilakukan sebagai ritual saat musim kemarau melanda.
Koordinator acara tari Tiban, Kabul Supaito, mengatakan bahwa kegiatan diadakan sebagai bentuk pelestarian adat dan budaya masyarakat Jawa Timur.
Menurutnya, puluhan peserta berasal dari berbagai kecamatan di Lampung Timur yang ikut serta meramaikan kegiatan itu. Bahkan ratusan warga ramai menjadi penonton yang kemudian berinisiatif ikut dalam aksi itu.
“Dalam tarian itu, dua orang peserta akan sama-sama membawa sebuah pecut (alat sabet yang terbuat dari ranting pohon aren), yang digunakan sebagai senjata sekaligus tameng. Selanjutnya kedua peserta akan secara bergantian melakukan sabetan ke tubuh lawan sembari berjoget di iringi tabuhan” jelas Kabul, Senin (3/10/2022).
Lanjutnya, di Desa Bauh Gunungsari, Tari Tiban dilaksanakan selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu kemaren.
“Kegiatan dilakukan hanya pada saat musim panas atau kemarau, ini adalah budaya yang sudah turun-temurun dilakukan sejak nenek moyang dulu” ungkapnya.
Lanjutnya, peserta yang hadir dari berbagai perwakilan desa lain di Lampung Timur. Peserta yang ikut disesuaikan dengan postur tubuh mereka.
“Peserta yang hadir memang kita undang, biasanya nanti gantian naik di atas panggungnya,” ucapnya.
Usai melakukan Tari Tiban biasanya dua peserta mengalami luka di tubuhnya. Meski begitu, kedua peserta saling bersalaman sebagai tanda tidak ada dendam. Kegiatan dapat terlaksana tanpa menimbulkan keributan.
Baca: Ritual Arak-arakan Pusaka Berusia Ratusan Tahun dan Sedekah Bumi di Lampung Timur
(And/P1)