LAMPUNG77.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan secara umum akan terjadi pada bulan November 2023.
Namun, akibat tingginya keragaman iklim di Indonesia, BMKG memprakirakan awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah. Sementara periode puncak musim hujan diprediksi umumnya terjadi pada Januari dan Februari 2024.
“Musim Hujan pada tahun 2023/2024 umumnya akan tiba lebih lambat dibandingkan dengan biasanya. Curah hujan yang turun pada periode musim hujan 2023/2024 pada umumnya diprediksi akan normal dibandingkan biasanya,” kata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, dalam keterangannya, seperti dikutip dari situs resmi BMKG, Senin (11/9/2023).
“Meskipun demikian ada beberapa daerah yang diprediksi mengalami curah hujan yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan biasanya,” lanjutnya.
Dwikorita menerangkan, bahwa awal musim hujan umumnya berkait erat dengan peralihan Angin Timuran (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan (Monsun Asia). Berdasar prediksi BMKG, Angin Timuran diprediksi masih tetap aktif hingga November 2023, utamanya di Indonesia bagian Selatan. Sementara itu, Angin Baratan diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya.
Baca Juga: BMKG Prediksi Hujan Guyur Sejumlah Wilayah Lampung Hari Ini
Saat ini, lanjut Dwikorita, beberapa Zona Musim (ZOM) telah terkonfirmasi mulai mengalami musim hujan, yaitu sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau. Selanjutnya, musim hujan akan terjadi di Sumatera bagian tengah dan selatan lalu secara hampir berurutan diikuti oleh Kalimantan, Jawa, kemudian secara bertahap akan mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024.
Dwikorita menyebutkan bahwa sejak mulai muncul pada pertengahan bulan Mei 2023, gangguan iklim El Nino terus berkembang mencapai level El Nino moderat sejak akhir Juli 2023 dan saat ini Indeks El Nino berada pada nilai +1.504. Kondisi El Nino moderate tersebut diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024.
Sedangkan di Samudera Hindia, berdasarkan pemantauan anomali suhu muka laut menunjukkan adanya kondisi IOD Positif dengan indeks saat ini sebesar +1.527 dan diprediksi akan tetap positif hingga akhir tahun 2023. Superposisi fenomena El Nino dan IOD (+), menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia menjadi lebih sedikit dari normalnya, yang berkaitan dengan kondisi curah hujan rendah sebagai penyebab kekeringan di Indonesia.
Dwikorita menghimbau kepada kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim hujan terutama di wilayah yang mengalami sifat Musim Hujan atas normal (lebih basah dibanding biasanya).
Wilayah ini, kata dia, diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor. Pemerintah Daerah diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini.
“Kami berharap informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini dapat dijadikan sebagai acuan pemerintah daerah dan sektor terkait untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action), dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan adanya bencana hidro-meteorologi,” ujarnya.
Baca ke halaman selanjutnya >>>