LAMPUNG77.ID – 4 warga Lampung menjadi korban dukun maut pengganda uang, Tohari (46) atau Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah.
4 korban merupakan dua pasangan suami istri (pasutri) yang berasal dari Kabupaten Pesawaran. Mereka yakni Suheri dan Riani, serta Irsyad dan Wahyutriningsih.
PAnut, kakak dari Suheri dan Riani, warga Negeri Katon, Pesawaran, Lampung menceritakan bahwa sebelum kejadian tersebut, adiknya pamit izin untuk bekerja pada proyek bangunan di Jawa.
“Dia (Suheri) sempat posting saat tengah bekerja sebagai tukang bangunan,” kata Panut, saat dikunjungi Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo di kediamannya, seperti dikutip dari Lampung77.com –jaringan Lampung77.id, Kamis (6/4/2023).
Sementara itu, anak kandung korban Irsyad dan Wahyutriningsih, menuturkan bahwa orangtuanya memang pernah berkomunikasi dengan dukun pengganda uang Mbah Slamet. Sang dukun pengganda uang itu meminta ibu korban untuk datang ke alamatnya.
“Namun, ibu saya sempat tidak mau atau menolak permintaannya,” ujar anak Irsyad dan Wahyutriningsih, yang enggan namanya disebut.
Namun, lanjut dia, ibunya kemudian memutuskan untuk pergi ke alamat yang ditujukan oleh Mbah Slamet. Sejak saat itu, komunikasinya dengan sang ibu terputus.
“Ibu saya saat itu minta agar hanya tiga hari datang ke sana,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo mengunjungi kediaman dua keluarga suami istri yang menjadi korban pembunuhan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara.
Kapolres menyambangi kediaman pihak keluarga korban yang berada di wilayah Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran.
Dalam kunjungan ini, Kapolres Pesawaran menyampaikan turut berbela sungkawa dan sekaligus berkoordinasi tentang keberangkatan pihak keluarga korban ke Polres Banjarnegara guna dilakukan Tes DNA.
“Untuk koordinasi tentang keberangkatan ke Polres Banjarnegara guna melaksanakan tes DNA serta rencana kepulangan jenazah,” kata Kapolres.
Baca Juga: 4 Warga Lampung Jadi Korban Dukun Maut Pengganda Uang
(Yar/P1)