Terkait permasalahan yang dihdapinya, Nur Hayati mengaku kala itu tak berani untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya di Kedutaan KBRI hingga terus berlanjut bertahun-tahun. Saat yang kesekian kalinya akan memperpanjang paspor, Nur Hayati mengaku sempat ditahan di KBRI karena sesuatu keanehan dengan paspornya. Nur Hayati sempat diinterograsi dan tak diperbolehkan untuk kembali ke tempatnya bekerja.
Di KBRI itulah dirinya mengungkapkan segalanya, termasuk keinginannya untuk pulang kembali ke Indonesia.
Sembari menunggu proses pihak otoritas KBRI memperjuangkan hak gaji yang harus di terimanya kembali.
Hingga sampai dirinya dipertemukan oleh keluarganya melalui bantuan informasi dari salah satu relawan lembaga sosial yakni Garda Buruh Migran Indonesia (BMI) walau awalnya lewat handphone.
Melalui koordinasi dan dorongan dari Garda BMI jugalah akhirnya Nur Hayati bisa secepatnya dipulangkan ke kampung halaman ke Indonesia.
“Banyak teman-teman buruh yang bermasalah dan bertahun-tahun di KBRI Arab Saudi ingin pulang ke Indonesia juga,” tutur Nur Hayati.
Hingga akhirnya, Kementrian luar Negeri melalui BP3MI memproses kepulangan Nur Hayati ke Indonesia dan tiba ke Kampung halaman pada Jumat, (30/12) sore.
Seketika impian dan cita-cita Nur Hayati musnah, hingga dirinya pulang kampung hanya bisa membawa beberapa lembar baju dan beberapa pakain saja.
“Cuma bawa pakaian saja, dan uang 1 juta yang di berikan oleh Pak Hasim dari KBRI sana” ucapnya lirih.
Harapan Nurhayati hanya satu saat ini, bahwa Pemerintah semoga masih membantu mengupayakan hak gajinya yang di janjikan akan bisa diterimanya kembali.
Diberitakan sebelumnya, Nur Hayati seorang tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Lampung Timur yang sempat hilang kontak dengan keluarga akhirnya ditemukan di Arab Saudi. Pekerja Migran Indonesia (PMI) itu sebelumnya telah 16 tahun tanpa kabar.
Nur Hayati merupakan warga Desa Sriwangi, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur. Ia bekerja sebagai PMI di Arab Saudi sejak tahun 2005 dan hilang kontak dengan keluarga pada 2006.
Bibi Nur Hayati, Mistini mengatakan sudah 16 tahun, keponakannya itu tidak ada kabar saat bekerja di Arab Saudi sebagai PMI.
Baca: 16 Tahun Tanpa Kabar, TKW Asal Lampung Timur Akhirnya Ditemukan di Arab Saudi
Baca: Tergiur Gaji Besar, 9 Warga Lampung Nyaris Jadi Korban Perdagangan Orang
(And/P1)