LAMPUNG77.ID – Sosok lelaki tua renta, memakai kaos bercelana kolor dengan penutup kepala dari anyaman bambu tanpa menggunakan alas kaki, menyusuri jalan setapak persawahan yang begitu licin akibat genangan air.
Dia memandangi setiap sudut lokasi persawahan di Desa Mandalasari, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur.
Saat pagi, siang dan sore, dirinya selalu memastikan lokasi 1 Hektar areal sawahnya yang hampir 1 bulan ini terendam air karena kebanjiran.
“Kok enggak surut-surut airnya yang di areal sawahku. Terus kapan aku mau tanam kalau begini” ucapnya lirih, ditengah teriknya panas matahari siang itu.
Terdengar sautan kata-kata dari lokasi areal sawah yang tak jauh dari Dia berdiri. “Belum surut lho Mbah, kalau gak ada hujan lagi ya paling seminggu lagi bisa tanam” ucap salah seorang Petani lain, yang sedang memulai bercocok tanam.
Diapun menjawab singkat, “Yo wes balek maneh aku” jawabnya singkat. Lalu beranjak kembali hendak pulang ke kediamannya yang hanya berjarak ratusan meter dari areal sawahnya itu.
Beberapa menit dirinya berhenti di sebuah lokasi penyemaian padi yang telah berumur 37 hari dan terlihat rusak karena beberapa hari terendam air hingga dipenuhi telur-telur keong berwarna merah.
“Tanam ini saja, gak punya duit lagi mau beli bibit baru” ungkapnya.
Sosok tua renta ini dikenal warga Desa Mandalasari adalah Mbah Tarsidin (83) warga dusun 3 di Desa setempat.
Baca: Ratusan Hektare Sawah di Lampung Timur Rusak Terendam Banjir
Selain seorang petani sawah, dirinya juga adalah seorang tokoh desa, salah seorang saksi hidup sejak tahun 1962 lalu membuka kawasan hutan belantara hingga saat kini menjadi sebuah desa yang bernama Mandalasari.
Saat sampai di kediamannya, seorang perempuan tua bergegas keluar membukakan pintu lalu menyodorkan sebuah gelas berisi kopi di ruangan tamu.
“Gabah masih tinggal 1 karung lagi, paling cukup buat 1 bulan buat makan” ujarnya.
Tarsidin mengakui, banjir yang melanda areal persawahan di desanya itu ternyata menjadi peristiwa terkelam. Walau, sebenarnya setiap tahun biasa terjadi.
Baca: Pilu, Petani di Lampung Timur Tak Bisa Tanam Gegara Sawah Terendam Banjir
Total luas sawah Desa Mandalasari sebesar 325 Hektar, pada tahun 2023 ini, 90 persen terendam banjir. 30 persen para petani saat itu sudah tanam hingga persiapan penyemaian benih akhirnya rusak.
“Tempat lain sudah tanam, sedangkan lokasi sawahku yg berjarak 300 meter dari sungai lama surut airnya” tutur Tarsidin.
Di akhir kata Dia mengungkapkan, bahwa penyebab banjir yang menggenangi sawah karena pendangkalan sungai aliran dari way curup yang melewati persawahannya.
Selain itu air yang mengalir ke hilir banyak tersumbat karena beberapa saluran jembatan di beberapa titik.
“Kita memang menyadari, banjir ini karena alam, apalagi kawasan register yang sudah gundul. Tapi setidaknya pemerintah punya program rancangan upaya untuk membantu petani” katanya.
“Tak hanya pas saat musim bagus lalu jadi percontohan dan di kunjungi Menteri Pertanian seperti dulu. Tapi saat keadaan begini Pemerintah diam dan seolah-olah tutup mata” tambahnya.
Baca: Awas! Kawanan Buaya Berkeliaran Saat Banjir Landa Persawahan di Lampung Timur
(And/P1)