Selain menanam mangrove, Sudin juga menyerahkan program bantuan Kebun Bibit Rakyat (KBR) senilai Rp 100 juta untuk petani kelompok di Lampung Selatan.
“Kami juga serahkan Kebun Bibit Rakyat senilai Rp 100 juta untuk ditanam. Di Lampung sudah banyak sekali (mendapatkan bantuan program KBR), mungkin sekitar 200-300 (petani kelompok) lebih. Karena setiap tahun program itu ada dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” ungkap Sudin.
Sudin menyebutkan bahwa dalam program KBR ini dananya berasal dari Pemerintah Pusat yang diberikan langsung ke para petani kelompok.
“Jadi, yang membuat bibit rakyat, yang menanam rakyat, yang mendapatkan hasil rakyat. Dananya dari Pemerintah Pusat, tidak masuk ke kabupaten, provinsi, maupun ke BPDAS enggak, tapi langsung ke petani kelompok,” ujarnya.
“Untuk memotong mata rantai hambatan-hambatan jalannya program pemerintah, jadi pemerintah langsung (menyerahkan bantuan KBR). Sedangkan fungsi kami dan BPDAS hanya mengawasi saja,” lanjutnya.
Sudin berharap dengan adanya program bantuan KBR ini, rakyat tak hanya diberi tanggung jawab, tapi juga bisa mendapatkan manfaat dari program tersebut.
Dorong Kesejahteran Petani dan Penyuluh
Selain menanam mangrove, Sudin juga berdialog dengan para petambak udang dan menghadiri Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh di Lampung Selatan.
Di acara bimtek, Sudin mendorong pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan penyuluh. Menurutnya, para petani dan penyuluh adalah ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Tanah Air.
“Petani itu bagaikan malaikat. Coba bayangkan kalau petani mogok? mau makan apa kita. Kemudian, petaninya gitu-gitu saja, lalu penyuluhnya mogok juga, wah tambah repot nanti. Jadi ayo kita bahu-membahu membangun pertanian,” kata Sudin.
Sudin juga mendorong pemerintah memberikan perhatian lebih kepada para penyuluh, mulai dari gaji yang sepadan hingga pemberian fasilitas kendaraan.
“Saya selalu bicara, tolong pikirkan penyuluh di lapangan. Penyuluh ini disuruh kumpulkan RDKK, disuruh ini disuruh itu, gajinya cukup nggak? Maka saya katakan, jangan nyuruh saja, tunjangan dinaikan,” ujar Sudin.
“Saya juga komplain kepada kementerian perihal fasilitas kendaraan bermotor untuk penyuluh. Setahu saya, terakhir itu 2010 atau 2011. Kalau nggak salah setelah itu tidak ada lagi pengadaan kendaraan bermotor untuk penyuluh. Ini yang sangat saya sayangkan, kenapa? masa mau beri penyuluhan, pelatihan, fasilitasnya nggak ada. Jadi, kalau penyuluhnya mau disuruh kerjanya giat, ya sesuaikanlah pemasukan dan fasilitasnya,” lanjut Sudin.
Dalam Kesempatan bimtek tersebut, Sudin juga kembali membahas soal kedelai. Ia meminta kepada para penyuluh agar dapat memberikan penyuluhan kepada para petani untuk tanam kedelai.
Klik ke halaman selanjutnya >>>