LAMPUNG77.ID – Deni Hendri Saputra (38), warga Lampung Timur, ini sukses mengembangkan budidaya melon di desanya. Sebelumnya, Deni merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Warga Desa Braja Harjosari, Kecamatan Braja Selebah, Lampung Timur, ini mengatakan sejak usia 19 tahun atau selepas lulus SMA, ia awalnya pergi bekerja sebagai PMI ke Korea Selatan.
Saat itu, Deni mengaku butuh uang hingga Rp 50 juta untuk bisa pergi bekerja di luar negeri. Saat itu ia menjadi seorang buruh pabrik di Korea Selatan dan mendapat gaji sekitar Rp 17 juta per bulan.
Baca Juga: Kisah Wanita Penjual Cilok di Lampung Dapat Cuan Puluhan Juta dari Tiktok
Bekerja di Negeri Ginseng hingga sekitar 2,5 tahun, Deni lantas memutuskan cuti pulang ke kampung halamannya untuk mencoba membuka toko sembako dan usaha perbengkelan.
Sayang, saat itu usaha yang coba dikembangkannya tak sesuai harapan. Modal usaha yang dikumpulkannya juga ludes karena bangkrut.
“Usaha saat itu gak berkembang. Duit habis tahun 2009, saya nekat berangkat lagi ke Korea yang kedua kali,” ujar Deni, di kediamannya di Dusun 1 Desa Braja Harjosari, Lampung Timur, Jumat (30/6/2023).
Setelah sekitar 4 tahun bekerja pagi hingga malam pada salah satu pabrik di Korea Selatan, ia kemudian kembali ke Indonesia. Uang hasil dari perantauan diperuntukanya untuk membangun rumah, termasuk membeli tanah peladangan dengan niat alih profesi sebagai petani.
“Kala itu saya memutuskan ingin jadi petani saja. Awal terjun, saya jadi petani cabai merah dengan luas lahan setengah hektare. Namun, bangkrut lagi, uang Rp 200 juta habis,” ujarnya.
Kegagalan tak menyurutkan niatnya untuk terus bertani. Kali ini, Deni mencoba budidaya buah melon. Dengan modal pinjaman dari perbankan, Deni mencoba untuk lebih mendalami sistem bertani.
“Saya gak kepengen pergi lagi jadi PMI, kegagalan malah jadi ilmu dan pengalaman yang berharga untuk bisa belajar lagi lebih serius,” ujar Ayah 2 anak ini.
“Saya ingin berupaya membangun kemandirian ekonomi dengan tidak lagi terus-terusan menjadi PMI,” lanjutnya.
Perjuangan dan kerja keras Deni akhirnya membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit ia terus menambah lahan garapan dengan menyewa lokasi untuk budidaya melon yang kini ditekuninya.
Dengan terus berupaya menyelami kondisi pasar di wilayah Lampung hingga pulau Jawa. Hasilnya, sejak 2019 ia pun mulai mengerti sistem budidaya melon hingga pemasarannya.
“Alhamdulillah, saat ini tanpa menjadi seorang PMI di Korea Selatan pun, saya bisa berpenghasilan sama, dan bahkan bisa lebih,” ujarnya.
Deni mengaku saat ini tengah mengembangkan 11 jenis buah melon premium yang bibitnya berasal dari Negara Asia hingga Eropa. Dengan menggunakan sistem Green House, ia bisa menghasilkan buah semi Organik yang bisa dibudidayakan secara kontinyu dan tak mengenal musim atau cuaca.
Ia mengatakan usaha yang ditekuninya ini memang membutuhkan modal besar. Ia pun tertarik mengembangkan usahanya itu dengan pola kemitraan.
Saat ini, lokasi lahan untuk budidaya buah melon premium yang digarap Den sudah mencapai luas 3 hektare. Ia kini telah bisa mempekerjakan hingga 30 orang dengan pengeluaran upah per bulan hingga hampir ratusan juta.
(And/P1)